Monday, August 24, 2009

Sang Pemimpin

Sang Pemimpi merupakan sekuel dari Laskar Pelangi. Jika dalam Laskar Pelangi Andrea Hirata, Sang pengarang yang notabene adalah tokoh Ikal dalam novel ini, bercerita tentang masa kecilnya menjalani pendidikan SD hingga SMP di Sekolah Muhammadiyah, maka dalam Sang Pemimpi Andrea berkisah tentang sebagian besar masa SMA yang dilaluinya.Karena SMA Negeri satu-satunya di Belitung ada di Magai, sebuah kota pelabuhan yang berjarak 30 kilometer dari rumah Ikal, maka Ikal bersama dua orang temannya Arai dan Jimbon, terpaksa hijrah ke Magai. Mereka bertiga sekolah bersama, tinggal bersama disebuah los kontrakan, dan sama-sama pula bekerja sebagai kuli panggul di pelabuhan.Arai adalah sepupu jauh Ikal yang ditinggal mati kedua orang tuanya kemuadian menjadi anak pungut orang tua ikal. Dia cerdas tapi nakal dan penuh ide-ide yang tak terduga. Arai juga tak banyak bicara namun otaknya selalu bekerja untuk membantu orang lain. Bagi Ikal, Arai adalah pahlawannya.Jimbon, kawan karib Ikal yang lain, bukanlah orang yang menarik. Dia gagap dan begitu terobsesi terhadap kuda, tapi dibalik segala kekurangannya Jimbon adalah sosok yang sangat ulet dan setia kawan.Masih mengusung tema pendidikan, Sang Pemimpi menampilkan Pak Balia guru sastra yang mengobarkan semangat dan melambungkan mimpi mereka untuk menuntut ilmu sejauh kemampuan.“Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkah kakimu di atas altar suci almamater terhebat sepanjang tara: Sorbone. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu, Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra dan seni hingga mengubah peradaban..”Begitulah kisah ini mengalir, ketiga karib itu dengan mimpi mereka, perjalanan ketiganya dalam mewujudkan mimpi masing-masing. Serta dalam kejenakaannya Andrea menghiasi perjuangan mereka dengan kisah percintaan khas remaja. Kita terbawa kelucuan cara Arai yang konyol dalam menarik perhatian Nurmala. Atau tersenyum manis melihat cara Jimbon yang ulet hanya untuk membuat Laksmi tersenyum. Belum lagi kenakalan ketiganya saat menyusup ke dalam bioskop menonton film terlarang bagi anak sekolah hanya karena tergiur poster besar yang terpasang di los kontrakan mereka.Akhir kata, buku ini tidak hanya menarik tapi juga begitu menginspirasi. Jangan pernah berhenti bermimpi karena ”Kita tak ’kan pernah mendahului nasib, ” kata Arai.Baca selengkapnya Klik disini

Laskar Pelangi


Kisah nyata tentang sepuluh anak kampung di Pulau Belitong, Sumatera. Mereka bersekolah di sebuah SD yang bangunannya nyaris rubuh dan kalau malam jadi kandang ternak. Sekolah itu nyaris ditutup karena muridnya  tidak sampai sepuluh sebagai persyaratan minimal. Pada  hari pendaftaran murid baru, kepala sekolah dan ibu guru satu-satunya  yang mengajar di SD itu tegang. Sebab sampai siang jumlah murid baru
sembilan. Kepala sekolah bahkan sudah menyiapkan naskah pidato  penutupan SD tersebut. Namun pada saat kritis, seorang ibu mendaftarkan  anaknya yang mengalami keterbelakangan mental. "Mohon agar anak saya  bisa diterima. Sebab Sekolah Luar Biasa hanya ada di Bangka," mohon  sang ibu. Semua gembira. Harun, nama anak itu, menyelamatkan SD  tersebut. Sekolah pun tak jadi ditutup walau sepanjang beroperasi
muridnya cuma sebelas.  Kisah luar biasa tentang anak-anak Pulau Belitong  itu diangkat dalam novel dengan judul ''Laskar Pelangi'' oleh Andrea  Hirata, salah satu dari sepuluh anak itu. Di buku tersebut Andrea mengangkat cerita bagaimana semangat anak-anak kampung miskin itu  belajar dalam segala keterbatasan. Mereka bersekolah tanpa alas kaki,  baju tanpa kancing, atap sekolah yang bocor jika hujan, dan papan tulis
yang berlubang hingga terpaksa ditambal dengan poster Rhoma Irama.  Kisah yang tadinya bukan untuk diterbitkan itu  ternyata mampu menginspirasi banyak orang. Seorang ibu di Bandung,  misalnya, mengirim surat ke Kick Andy. Isinya minta agar kisah tersebut  diangkat di Kick Andy karena anaknya yang membaca buku Laskar Pelangi  kini bertobat dan keluar dari jerat narkoba. "Setiap malam saya  mendengar suara tangis dari kamar Niko anak saya. Setelah saya intip,  dia sedang membaca sebuah novel. Setelah itu, Niko berubah. Dia jadi  semangat untuk ikut rehabilitasi. Kini Niko berhasil berhenti sebagai  pecandu narkoba setelah membaca buku Laskar Pelangi," ungkap Windarti  Kosasih, sang ibu.  Sementara Sisca yang hadir di Kick Andy mengaku  setelah membaca novel itu, terdorong untuk memperbaiki hubungannya  dengan sang ayah yang selama ini rusak. Begitu juga Febi, salah satu  pembaca, langsung terinspirasi untuk membantu menyumbangkan buku untuk  sekolah-sekolah miskin di beberapa tempat. "Saya kagum karena anak-anak
yang diceritakan di buku itu penuh semangat walau fasilitas di sekolah  itu jauh dari memadai," ujar Febi yang juga datang ke Kick Andy untuk  bersaksi.  Andrea sendiri mengaku novel itu awalnya hanya
merupakan catatan kenangannya terhadap masa kecilnya di Belitong. Dia  selalu teringat sahabat-sahabatnya di masa kecil, terutama Lintang.  Sebab tokoh Lintang merupakan murid yang cerdas dan penuh semangat
walau hidup dalam kemiskinan. Setiap hari Lintang harus mengayuh sepeda  tua yang saering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh 80 km.  Bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya.Ingin baca selengkapnya klik di sini

Thursday, August 13, 2009

Bidadari Untuk Ikhwan


Sebuah novel yang menceritakan perjalanan hidup seorang ikhwan bernama Khalid. Seorang mahasiswa Fakultas Hukum tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Dengan kesibukannya ia tetap aktif dengan kegiatan dakwahnya yang penuh damai, santun, lembut tapi juga berani. Ia berdakwah kepada para preman sampai Bosnya juga ikut ngaji. Bahkan mereka menjadi saudara. Pengalaman dengan dosen pembimbing yang dianggap killer oleh teman-temannya, tapi ia tetap berjuang sampai akhirnya ia dipercaya dan berhasil. Perjuangan dan keteguhannya.
Diselingi dengan bahasa kocak para teman-temannya dengan bahasa khas anak-anak tarbiyah (aktivis dakwah kampus). Walaupun masih ada beberapa bahasa yang bertutur panjang, sedikit menjenuhkan tapi disisi itu ada yang diimbangi dengan humor-humor kecil yang membuat novel ini kembali hidup. Novel ini penuh dengan nilai/nasehat mulia tentang indahnya Islam, Islam sebagai rahmatan lil’alamin. Kita bisa merasakan indahnya persaudaraan sesama muslim, ukhuwah islamiyah. Ada sebuah perenungan dan pemaknaan hidup. Dan yang tak kalah menarik dan romantis yaitu kisah ia menemukan bidadari dan cintanya.
Jika dihadapkan dengan kondisi realita sekarang, Novel ini mungkin terlalu perfeksionis menceritakan karakter utamanya. Saya membaca novel ini ada pengaruh atau terinspirasi dari sebuah novel fenomenal. Tapi yang lebih tau ya penulisnya sendiri. Tapi untuk sebuah mimpi, visi dan cita-cita hal ini tidak menutup kemungkinan akan terwujud menjadi nyata. Sebuah peristiwa yang langka, namun Saya turut mengapresiasi karya ini, ada beberapa hikmah yang dapat saya teladani: keteguhan, keberanian dalam berdakwah dsb. Semoga penulisnya terus berkembang melahirkan karya-karya yang mengangkat sastra Islami.Selengkapnya klik di sini

Hatiku Milikmu

Umar Al-Mujahid keliru. Hatinya direntap dua cinta berbeza. Sukar untuknya menilai kerana hakikat kedua-dua cinta itu indah di matanya.
Antara cinta yang pasti dan tidak pasti, Umar Al-Mujahid akur pada situasi. Dia memilih cinta yang pasti berbalas daripada seorang gadis jelita. Kehadiran gadis itu benar-benar mengubat luka penantiannya. Dia tidak mahu lagi mengharap pada cinta yang tidak pasti daripada si dia yang dianggapnya tidak sudi. Umar sudah putus asa dengan cinta si dia. Namun, hatinya tak pernah mengerti. Bayangan si dia tetap juga menghantui.
Tatkala dunia cinta pilihannya dilalui, suara imannya berbicara. Antara dua cinta yang dicari bukanlah segalanya… Hatinya terkesima pada cinta Allah dan Rasul yang mengajaknya kembali kepada tarbiyyah dan da’wah yang pernah dilalui. Cinta tarbiyyah dan da’wah, cinta yang cuba diusir daripada hidupnya kerana terlalu kecewa dengan cinta si dia yang tak berbalas. Baginya, tarbiyyah dan da’wah lah orang ketiga yang merampas cintanya. Namun, tarbiyyah dan da’wah tak pernah kecewa merebut cintanya. Cinta perjuangan itu memburunya saban waktu dengan perantaraan teman-teman tercinta, terutamanya yang sama-sama menuntut di Sekolah Taman Islam. Rupa-rupanya, cinta Allahlah yang berkuntum segar di sebalik cinta tarbiyyah dan da’wah.
‘’Hatiku milik siapa?’’ Umar Al-Mujahid terus mencari. Dia mengalami konflik diri kerana kurang persiapan hati untuk menempuh ranjau dan duri di universiti. Akhirnya, suara iman memberikan jawapan.
Apakah dilema cinta yang dihadapi?
Apakah rahsia dia boleh berinteraksi dengan imannya?
Apakah kesudahan cinta Umar Al-Mujahid?
Kepada siapa akhirnya diserahkan hatinya?
Dan banyak lagi persolan yang tersimpul dalam episod hidup Umar Al-Mujahid. Rungkaian kepada persoalan-persoalan yang melingkari kisah ini akan membawa pembaca bertanya diri sendiri,
‘’Hatiku pula milik siapa?’’.Selengkapnya klik di sini

Tuesday, August 11, 2009

Takbir Cinta Zahrana


Terkodifikasi dengan dua novelet yang lain, dalam mihrab cinta dan mahkota cinta. Takbir cinta Zahrana menyajikan kegalauan sang tokoh utama Zahrana. Saat dia tidak kunjung mendapatkan jodoh di usia yang sudah terlalu matang bagi ukuran wanita Indonesia. Sebuah usia yang bagi masyarakat umum adalah aib dan 'berhak' mendapat predikat perawan tua jika belum mempunyai pendamping hidup.

Segudang penyesalan ia gumamkan, terutama kenapa dahulu dia lebih memilih untuk menempuh pendidikan S-2 terlebih dahulu daripada memikirkan tentang perkawinan. Dan saat ini, ketika dia mulai berharap untuk membina rumah tangga. Dia dihadapkan pada sebuah pilihan sulit ketika orang-orang yang melamarnya sama sekali tidak bisa menyentuh hatinya. Sebuah pilihan, apakah dia harus mencari cinta sejati ataukah menerima begitu saja pria yang melamarnya dengan mengabaikan cinta disisi lain. Novelet ini, tentu saja juga dibumbui dengan intrik-intrik dunia pendidikan yang seakan mendobrak persepsi awam tentang 'kesucian' bidang ini.
Intrik yang mencoba menyampaikan pesan bahwa cinta, iri, dan dengki, tidak terbatas oleh sekat institusi. Selain juga berusaha untuk 'membumikan' kembali dunia pendidikan pada porsi yang seharusnya. terlepas dari itu, novelet ini tetap menyelipkan pesan moral sebagai sebuah intisari. bahwa pepatah jawa "becik ketitik olo kethoro" (perbuatan baik akan diketahui, perbuatan buruk juga akan tampak). masih sangat relevan untuk di kontekstualisasikan dalam setiap sendi kehidupan, bahkan untuk sekarang. Yang menarik juga untuk menarik minat baca adalah, jodoh Zahrana ternyata ada didalam diri seseorang yang sungguh tidak akan kita sangka jika merunut di awal cerita, akibat minimnya eksploitasi tokoh ini dalam lembar-lembar cerita. Siapakah dia? anda (pembaca) lebih baik jika menerka sambil menikmati 'sajian' cerita ini... Selengkapnya klik di sini

Monday, August 10, 2009

PUDARNYA PESONA CLEOPATRA

Cerita ini berawal dari setting latar belakang budaya Jawa yang kental dengan penghormatan terhadap figur dan bakti pada orang tua. Selain tentunya dibalut juga dengan nuansa religi, cirri khas sang penulis. Cerita cinta antara 2 tokoh utama dalam novel ini, yaitu “aku” dan Raihana. Dimulai saat keduanya harus disatukan oleh sebuah perjodohan yang mungkin akan terdengar konyol di era abad 21 ini. Berbeda dengan Raihana yang benar-benar merupakan cermin wanita Jawa. Selalu Manut dan pasrah pada keadaan dengan penuh kesabaran. Si Aku justru berbanding terbalik dalam menyikapi takdir tersebut. Aku yang sempat mengeyam pendidikan dan hidup di Mesir. Menjadikannya terlalu mendasarkan parameter kecantikan kepada figur-figur gadis Mesir selayaknya Cleopatra. Meskipun begitu, kecintaannya dan bakti pada sang ibulah yang mengalahkan dengan berbau keterpaksaan, hingga akhirnya keduanya menikah.

Konflik tidak berakhir di situ saja, setelah resmi menikah dan keduanya membangun hidup baru dengan tinggal di Malang, sebagai konsekuensi pekerjaan aku yang seorang dosen. Aku semakin terbenam dalam khayalan tentang aura kecantikan gadis-gadis mesir yang terus saja menggelayut dalam benaknya. Mengakibatkan segala perilaku dan komunikasi dengan sang istri menjadi hambar. Raihana, dilandasi ketakwaan terhadap Allah dengan penuh sabar berusaha terus membuktikan kecintaan dan kepatuhan sebagai seorang istri. Seperti yang digariskan dalam ajaran agama. Walaupun semua itu tak mampu sedikitpun mengetuk rasa cinta sang suami berpaling kepadanya. Satu hal yang dihindari soleh Raihana adalah, jangan sampai sang suami menceraikannya. Karena dia tahu hal itu adalah neraka baginya, menghalangi dia mendapatkan cinta hakiki dari Allah. Sementara itu, Aku semakin lama semakin tenggelam dalam dunia fantasinya sendiri, bahkan timbul kebencian pada sang istri yang dia anggap telah “mematikan” harapan merengkuh indahnya cinta yang dia dambakan dengan wanita Mesir yang sering hadir dalam mimpi-mimpinya. Setelah sekian lama, dengan segala derita berbeda yang mendera keduanya. Di satu sisi Raihana tidak pernah mendapatkan cinta dari suami, di sisi lain aku tak mampu memalingkan cintanya pada sang istri, bahkan dengan kehamilan istrinya sekalipun. Raihana memutuskan untuk tinggal dengan kedua orang tuanya sendiri sambil menunggu saat kelahiran anak mereka. Saat-saat tanpa istri disampinglah yang pelan-pelan mulai menyadarkan aku betapa penting kehadiran Raihana dalam hidupnya. Ditambah kemudian cerita, petuah, dan curahan hati beberapa teman dosen yang kebetulan pernah menikah dengan gadis Mesir yang ternyata menghadirkan pemahaman baru dalam diri aku, bahwa gadis-gadis Mesir tidaklah sesempurna yang dia bayangkan. Bahkan di beberapa sisi, wanita Jawa jauh lebih baik untuk menjadi pendamping hidup. Aku akhirnya sadar, betapa beuntungnya dia memiliki seorang Raihana. Istri yang Allah karuniakan meski dengan jalan yang dulunya dia anggap sebagai produk keterbelakangan budaya. Namun, apakah waktu masih mau menunggu untuk mereka, setidaknya memulai kembali merajut benang-benang cinta? Sebuah pertanyaan yang harus anda cari jawabnya sendiri dengan membaca “mini novel” ini. Satu hal yang menjadi inti dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis buku ini adalah, “jangan pernah menganggap kecantikan adalah segalanya”.Selengkapnya klik di sini

Sunday, August 9, 2009

Nyayian cinta

Di hadapan kita adalah antologi cerpen santri pilihan Nyanyian Cinta. Ada duabelas santri-maksudnya santri dan mahasantri, santri betulan dan santri mbeling, namun semuanya sungguh-sungguh hadir dari dunia pesantren yang masing-masing menyertakan satu cerpen.

Andaikata barisan duabelas cerpenis kita pandang sebagai musafir yang sedang melintas padang kehidupan nyata, maka tampak paling depan adalah sang suhu, yakni Gus Mus (K.H. A. Mustofa Bisri).

Mengiring di belakangnya adalah para pendekar, Ahmadun Yosi Herfanda, Prie GS, Abidah El Khalleqy, dan Habiburrahman El Shirazy. Tujuh lainnya adalah cantrik-cantrik yang sedang mengikuti jalan sastra kesantrian yang telah dirintis oleh sang suhu.

Habiburrahman El Shirazy yang novelnya, Ayat-Ayat Cinta menjadi buku sangat laris dan fenomenal, di antologi santri pilihan ini,
lewat cerpen Nyanyian Cinta, melukiskan hubungan penuh kasih sayang antara Hafshah dan Mahmud dengan latar kehidupan seputar Universitas Al Azhar, Mesir.

Habib memang jempolan bila melukiskan situasi di tempat kuliahnya dulu itu. Dengan cerpennya ini Habib pun mengajak para santri lainnya membaca kehidupan nyata; bahwa ruh kesantrian dalam hidup ini memang harus bermuara para rahmatan lil ' alamiin. Kasih sayang dalam makna yang seluas-luasnya.

Secara umum keduabelas cerpen dalam antologi ini sangat pantas dan layak dibaca. Apalagi selain Gus Mus, ada banyak nama besar
yang bisa dijadikan jaminan mutu; Ahmadun Yosi Herfanda, Habiburrahman El Shirazy, Prie GS, dan Abidan El Khalleqy. Selengkapnya klik di sini

Saturday, August 8, 2009

Mahkota Cinta

Ketika membaca buku ini, saya sangat surprise dengan keberanian penulis untuk pemilihan setting latar dan subjek cerita. Memang, tema besarnya masihlah tentang cinta dengan balutan religi. Namun, pemilihan seting latar Malaysia dan TKW (Tenaga Kerja Wanita) sebagai subjek cerita sangat patut diacungi jempol. TKW dengan kompleksitas masalahnya selama ini jarang tersentuh oleh dunia pena. TKW dalam buku ini benar-benar mendapat apresiasi. Sebuah hal yang selama ini tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya.

Terlepas dari keunikan diatas, cerita dalam mini novel ini sangatlah menarik. bahkan kalau boleh memilih diantara sekian banyak karya Habiburahman. Saya akan dengan mantap memilih mini novel ini sebagai masterpiece beliau.
Kenapa terbaik?dikarenakan hampir semua karya beliau alur ceritanya tidaklah jauh berbeda dan (maaf) mudah ditebak. Akhirnya, bagi saya pemilihan karakter tokoh dan latar belakang sosial budaya jauh lebih menarik untuk dicerrmati. Kehidupan TKW jauh lebih membumi dan bebas dari eksklusifitas intelektual. Jadi bukan hanya kaum terdidik yang bisa menikmati buku ini, kaum 'proletar'pun dipersilahkan...Selengkapnya klik di sini

Friday, August 7, 2009

Ketika Cinta Berbuah Surga

Jeng Rini, tetangga depan punya buku bagus gak bilang2 nih... "Ketika Cinta Berbuah Surga". Untung orang nya lagi keluar kantor, jadi bisa gue liat2 dulu deh bukunya. pas baca ringkasan dibelakang buku : "....... Anakku, sudah saatnya kau mencari teman sejati yang setia dalam suka dan duka. Teman baik, yang membantumu untuk menjadi orang baik. Teman sejati yang bisa kau ajak bercinta untuk surga." Said tersentak mendengar perkataan ayahnya. "Apa maksud ayah dengan teman yang bisa diajak bercinta untuk surga?” tanyanya dengan nada penasaran. “Dia adalah teman sejati yang benar-benar mau berteman denganmu bukan karena derajatmu, tetapi karena kemurnian cinta itu sendiri, kau pun bisa mencintainya dengan penuh keikhlasan; karena Allah. Kekuatan cinta kalian akan melahirkan kekuatan dahsyat yang membawa manfaat dan kebaikan. Kekuatan cinta itu juga akan bersinar dan membawa kalian masuk surga.” Duh... indah sekali ya kata2nya...

Terharu banget gue bacanya. Padahal gue baru aja berniat mencari lelaki mapan, lelaki yang “udah jadi”, “udah mateng”, pede banget ya, padahal mah belom tentu lelaki2 macam gitu mau sama gue, carinya mah pasti yg cuantik n sexy dong... Ini gara2 pagi2 ketemu ibu2 di toilet yang lagi mbahas Yusril Ihza Mahendra nikah lagi ma cewek berusia 23 taun, si Rika sappaaa gitu. Trus jadi nyerempet2 ke Siti Nurhaliza sama Datuk K. Dan berujung para ibu2 memberikan wejangan buat yang masih single “Kalian ya, ntar nyarinya yg udah mapan gitu, jangan cuman karena cinta doang... kayak Siti Nurhaliza tu pinter... bla bla bla”.

Balik lagi ke soal kutipan ringkasan buku di atas : “... mencintainya dengan penuh keikhlasan karena Allah...” hmmm... jadi begitukah? Bisa gak ya gue? Gimana sih? Gue belom paham bener nih gimana caranya mencintai dengan ikhlas. Mencintai dia apa adanya, gitu? Menerima dia apa adanya, gitu? Tapi jangan sampe jadi cinta buta, begitukah? Mencintainya karena Allah? Ahhh... pokoknya teteuppp gak mudeng selama belom gue praktekin.

Lagian hare gene gitu loh, kalo ada fulus mah sapa aja bisa mencintai dengan ‘tulus’, iya gak...? Buat para lelaki, jangan takut gak laku deh, biar kata misalnya (maap) tampang pas2an ato cenderung jauh dari ganteng, perut buncit, perawakan om2, tapi asal duit kenceng mah... bisa dapet deh cewek cantik nan sexy (but remember guys, you only have her body, not her soul... she only loves your money...). Nahh orang2 yang kayak begini nih yang merusak kemurnian dan ketulusan cinta, padahal masih banyak yang menanti datangnya cinta sejati (taelahhh... bahasanya... bukan gue bgt). Weitss... gue nulis kayak gitu sama sekali gak bermaksud mengatakan ato menyindir bahwa si Siti dan si Rika mo menikah ama para lelaki itu dengan alasan fulus ya. Duhh nggak kok... gak ada maksud nuduh begitu, bisa aja kan emang karena cinta yang ikhlas tadi.

Kemaren tu gue dapet email dari seorang teman yang lagi jatuh cintrong, dan dia bawa kabar baik, jadi temen gue ini memberanikan diri menyatakan cintanya ke pria pujaan hatinya (cuit... cuit...). Dan ada kata2 yg menarik yang dia bilang ke gue, ~ sebelumnya sori ya nek, emailnya gue kutip dikit, gak papa kan... toh gue gak membeberkan nama lo, gak papa kan... plis... (dengan wajah memelas dan minta dikasih uang) :D ~.
Temen gue tu bilang gini :
"Kalo utk yang satu ini Rey, ma si X, kayaknya gw emang berharap banyak deh, soalnya gw suka ma dia dari pertama gw liat dia... gak tau knp... gw suka aja ma gayanya dia yang COOL abis gitu (menurut gw) dan gw juga sama sekali g masalah ma GIGInya dia yang ilang 2 dibagian depan, karena kecelakaan motor 3 bulan yang lalu. Buat gw dia masih kayak si X yang pertama kali gw kenal. Gila ya gw..."
Mungkin kayak gini ya yg namanya mencintai dengan ikhlas?

Ah gak tau ah... gue gak gape ama masalah beginian. Gue aja masih bihun mo mencintai sapa, lha wong baru ngegebet aja bingung, padahal mah belom tentu yee salah satu dari keduanya suka ma gue :D. Yah mudah2an aja ye, kelak gue akan dapet pendamping hidup dunia akherat, nyang bisa mbimbing gue masuk surga... aamiin...
Doain yaa... hihihihihi... :D Selengkapnya klik di sini

Thursday, August 6, 2009

DI ATAS SAJADAH CINTA 1

DI ATAS SAJADAH CINTA
Data Buku
Judul Buku : Di Atas Sajadah Cinta
Penulis : Habiburrahman El-Shirazy
Penerbit : Diterbitkan bersama oleh Republika, MD Entertainment dan Basmala
Dimensi buku : 20,5 X 13,5 cm; 265 halaman
Kisahnya begitu mengharukan, tentang cinta antara Zahid, pemuda Kufah yang sholeh dengan si jelita Afirah yang hidupnya penuh dengan glamoritas. Zahid melamar Afirah pada ayahnya namun ditolak karena Ayah Afirah telah menerima pinangan Yasir pemuda kaya raya namun berakhlak bejat. Keduanya begitu menderita. Afirah pingsan saat ayahnya menolak lamaran Zahid. Zahidpun jatuh sakit. Dalam suratnya pada Zahid Afirah menawarkan pada Zahid untuk memadu cinta. Zahid membalas bahwa sakit dan deritanya tak semata-mata karena rasa cintanya pada Afirah. Sakitnya juga karena dia enginginkan sebuah cinta suci yang mendatangkan dan diridhai Allah. Bersama suratnya, Zahid mnyertakan sorban. Sejak menerima surat Zahid Afirah meninggalkan semua gaya hidupnya yang glamor. Ia berpaling dari dunia dan menghadapkan wajahnya sepenuhnya untuk akhirat. Sorban putih pemberian Zahid ia jadikan sajadah, tempat dimana ia bersujud, dan menangis di tengah malam memohon ampunan dan rahmat Allah SWT. Siang ia puasa malam ia habiskan dengan bermunajat pada Tuhannya. Di atas sajadah putih itu ia menemukan cinta yang lebih agung dan lebih indah, yaitu cinta kepada Allah SWT. Keduanya benar-benar larut dalam samudra cinta kepada Allah SWT, Allah yang Maha Rahman dan Rahim. Hal yang sama juga dilakukan Zahid di Masjid Kufah.Selengkapnya klik di sini

Tuesday, August 4, 2009

Dalam Mihrab Cinta

Novel yang berjudul ''''Dalam Mihrab Cinta'''' adalah novel Islami karya terbarunya Habiburahman El-Syirazi--atau Kang Abik--setelah novel sebelumnya ''''Ayat-ayat Cinta, Pudarnya Pesona Cleopatra, dan Ketika Cinta Bertasbih (1)''''. Adapun karya lainnya yang berupa kisah-kisah Islami berjudul ''''Ketika Cinta Berbuah Surga dan Di Atas Sajadah Cinta'''' Novel tersebut terbit sekitar bulan Juni 2007 pada perhelatan Jakarta Book Fair 2007 di Istora Senayan Jakarta. Pada dasarnya, buku tersebut bukanlah novel seperti yang digambarkan di dalam novel-novel sebelumnya. Melainkan di dalam buku tersebut, menurut Kang Abik, terdiri dari tiga novelet. Yaitu novel-novel pendek. Ketiga novelet itu terdiri dari tiga cerita; 1) ''''Takbir Cinta Zahrana''''; 2) ''''Dalam Mihrab Cinta'''', dan 3) ''''Mahkota Cinta''''. Meskipun buku  itu terdiri dari tiga cerita, namun antara cerita yang satu dan yang lain mempunyai kesimpulan yang sama pada akhir cerita. Kesimpulannya itu adalah, penulis, dalam hal ini Kang Abik sendiri, mengajak kepada para pembaca novelnya untuk senantiasa selalu bersikap positif thinking, husnudzan, berusaha atau berikhtiar, sabar,tawakal, dan tentu saja menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah swt setelah kita melakukan apa yang telah kita upayakan dan kita harapakan.Lebih dari itu, penulis ingin mengajak para pembacanya untuk selalu mempunyai harapan dan cita-citanya  untuk bisa diwujudkan. Oleh sebab itu tidak heran jika kemudian di setiap buku atau karya-karya Kang Abik selalu disematkan di bawah judul besarnya dengan kalimat ''''Sebuah Novel Pembangun Jiwa''''. Memang benar. Setiap kita membaca karya-karyanya kita akan selalu diajak dan merasa dimotivasi olehnya melalui buku-bukunya itu. Sebagai contoh pada novelet yang berjudul  ''''Takbir Cinta Zahrana'''' misalnya. Dalam cerita ini, penulis , mengisahkan seorang perempuan cantik yang bernama Zahrana . Zahrana adalah seorang
perempuan yang  memprioritaslan pendidikan atau ilmu pengetahuan. Dengan kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan maka tidak heran jika Zahrana setelah menyelesaikan kuliah S2 nya ia pun mengajar sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi di Jawa Tengah. Hanya saja, dengan segala kelebihannya itu, masih ada yang kurang dan membuat orangtuanya sedih. Yaitu, Zahrana masih belum mempunyai keinginan untuk menikah. Hingga satu waktu ada yang mengajaknya untuk menikah, tapi sayang laki-laki tersebut tidak sesuai dengan pilihan Zahrana. Karena  yang menjadi pilihan Zahrana adalah laki-laki yang mempunyai kualitas keagamaan yang lebih baik darinya. Meski demikian, Zahrana pantang menyerah dan tidak mudah berputus asa. Justru dengan begitu Zahrana rajin berusaha dengan lebih mendekatkan diri lagi kepada Sang Khaliq.
Yaitu dengan rajin salat tahajud, hajat, dan tentu saja salat istikharah. Dan alhamdulillah. Setelah melewati berbagai rintangan, doa Zahrana pun dikabulkan-Nya dengan cara diberi kejutan . Ya sebuah
surprise yang ternyata yang menjadi suaminya adalah mahasiswanya yang dulu diajarnya. Hal yang sama juga terjadi pada dua kisah yang lainnya yaitu ''''Dalam Mihrab Cinta'''' dan ''''Mahkota Cinta''''. Sehingga sangat jelaslah kiranya bagaimana Kang Abik sebagai penulis mengajak pembacanya untuk tetap mempunyai semangat yang mampu membangun jiwa para pembacanya dalam mengarungi samudra kehidupan. Dan amatlah pantas jika novel tersebut, mudah-mudahan dapat dan mampu mengikuti jejak karya-karya sebelumnya yaitu menjadi karya best seller dengan kategori positifnya. Maksudnya, bukan karena efek negatifnya karya tersebut menjadi best seller. Melainkan dikarenakan memang karya Kang Abik tersebut mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua para pembacanya. Akan tetapiKang Abik sebagai perkenalan yaitu ''''Dalam Mihrab Cinta''''. Dalam Mihrab Cinta menurut Kang Abik nantinya akan dibuat romannya secara lebih spesifik.Selanjutnya klik disini

Sunday, August 2, 2009

Ayat-ayat cinta

Ayat-ayat Cinta adalah Novel Islami pertama yang saya baca. SANGAT FENOMENAL! hanya kata itu yang bisa saya ungkapkan. Novel
karya Kang Abik, panggilan untuk Habibburahman El Shirazy, ini memang cukup menarik. Sangat kental dengan suasana Timur Tengah dan kehidupan pelajar Indonesia di Mesir. Penuh motivasi, banyak pelajaran tentang nilai-nilai Islam yang bisa diambil dan juga mengharukan. Meski saya bukanlah termasuk kategori pembaca novel yang baik, namun beberapa bagian dari novel ini mampu membuat saya terhanyut, sehingga air mata saya tak terbendung lagi. Padahal saat itu malam sudah sangat larut, saya membacanya pada pukul 01.00 dinihari.Banyak orang yang menyebut karya ini sebagai novel pembangun jiwa. Memang saya akui Ayat-Ayat Cinta adalah suatu karya yang hebat yang dapat memainkan perasaan dan emosi pembaca hingga hatinya teraduk-aduk dan mengharu biru. Siapa pun yang membacanya akan larut dalam suasana yang dikemas apik oleh penulis. Perpaduan kisah hubungan dua keluarga yang didalamnya terdapat toleransi agama antara Muslim dan Kristen Koptik (sebuah aliran agama Kristen yang banyak dianut oleh komunitas Kristen di Mesir) mengantar pembaca untuk mencerna lebih dalam rangkaian cerita yang terjadi. Alur cerita dimainkan oleh tokoh utama yang bernama Fahri, didukung oleh Nurul, Aisha dan Maria. Kisah cinta mereka mengalir dengan indah. Menurut Fahri, cinta sejati adalah cinta yang diberikan seseorang kepada pasangan hidupnya (istri/suami). Jadi menurutnya, cinta sebelum menikah adalah cinta semu. Walau Fahri punya rasa terhadap Nurul, namun akhirnya dia hanya dan harus memberikan cinta sejatinya kepada Aisha. Sedangkan bagi Nurul, Fahri adalah cinta sejatinya. Walau Fahri sendiri terus berusaha menyadarkan Nurul, agar dia bisa mencintai suaminya (kelak) sepenuh hati. Nurul sendiri merasa tidak dapat melupakan Fahri sepenuhnya, bahkan dia sempat membawa cintanya sampai mati walau bertepuk sebelah tangan.Alur cerita semakin menarik dengan hadirnya Maria, tetangga non muslim yang tinggal satu apartemen dengan Fahri. Ternyata Maria diam-diam juga menaruh hati kepada Fahri hingga ia menderita sakit parah berkepanjangan sampai akhir hayatnya.Selengkapnya klik di sini