Tuesday, August 11, 2009

Takbir Cinta Zahrana


Terkodifikasi dengan dua novelet yang lain, dalam mihrab cinta dan mahkota cinta. Takbir cinta Zahrana menyajikan kegalauan sang tokoh utama Zahrana. Saat dia tidak kunjung mendapatkan jodoh di usia yang sudah terlalu matang bagi ukuran wanita Indonesia. Sebuah usia yang bagi masyarakat umum adalah aib dan 'berhak' mendapat predikat perawan tua jika belum mempunyai pendamping hidup.

Segudang penyesalan ia gumamkan, terutama kenapa dahulu dia lebih memilih untuk menempuh pendidikan S-2 terlebih dahulu daripada memikirkan tentang perkawinan. Dan saat ini, ketika dia mulai berharap untuk membina rumah tangga. Dia dihadapkan pada sebuah pilihan sulit ketika orang-orang yang melamarnya sama sekali tidak bisa menyentuh hatinya. Sebuah pilihan, apakah dia harus mencari cinta sejati ataukah menerima begitu saja pria yang melamarnya dengan mengabaikan cinta disisi lain. Novelet ini, tentu saja juga dibumbui dengan intrik-intrik dunia pendidikan yang seakan mendobrak persepsi awam tentang 'kesucian' bidang ini.
Intrik yang mencoba menyampaikan pesan bahwa cinta, iri, dan dengki, tidak terbatas oleh sekat institusi. Selain juga berusaha untuk 'membumikan' kembali dunia pendidikan pada porsi yang seharusnya. terlepas dari itu, novelet ini tetap menyelipkan pesan moral sebagai sebuah intisari. bahwa pepatah jawa "becik ketitik olo kethoro" (perbuatan baik akan diketahui, perbuatan buruk juga akan tampak). masih sangat relevan untuk di kontekstualisasikan dalam setiap sendi kehidupan, bahkan untuk sekarang. Yang menarik juga untuk menarik minat baca adalah, jodoh Zahrana ternyata ada didalam diri seseorang yang sungguh tidak akan kita sangka jika merunut di awal cerita, akibat minimnya eksploitasi tokoh ini dalam lembar-lembar cerita. Siapakah dia? anda (pembaca) lebih baik jika menerka sambil menikmati 'sajian' cerita ini... Selengkapnya klik di sini